ANEMIA PENYEBAB KEMATIAN IBU

Jumat, 01 April 2011

Kehamilan erat hubungannya dengan anemia. Bila tidak cepat ditangani, anemia dapat berpengaruh buruk terhadap ibu hamil. Salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu hamil, adalah anemia. Kondisi ini banyak ditemukan pada wanita hamil, terutama anemia yang disebabkan defisiensi zat besi. Prevalensinya cukup tinggi di negara berkembang. Di Indonesia, tercatat ada 70% wanita hamil yang menderita anemia defisiensi zat besi, terutama pada wanita hamil dengan hemoglobin kurang dari 12 g/dl saat dilakukan pemeriksaan.
"Sebagian besar anemia pada ibu hamil, adalah karena kekurangan zat besi", kata dr. Tofan Widya Utami, SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM/FKUI. Kebutuhan zat besi selama kehamilan akan meningkat, karena tubuh membutuhkan lebih banyak darah. Seringkali makanan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi pada wanita hamil. Karenanya, wanita hamil harus lebih memperhatikan zat dan gizi yang terkandung dalam makanan; terutama mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
Zat besi yang adekuat sangat penting, untuk pembentukan sel-sel darah merah yang sehat. Juga untuk kebutuhan janin dan peningkatan luas dalam volum darah ibu. Bayi yang sedang tumbuh, mengambil semua zat besi yang dibutuhkan dari tubuh ibu, tanpa mempedulikan berapa banyak yang dimiliki ibunya. Oleh karena itu, kehamilan sangat berhubungan dengan anemia defisiensi zat besi.
PENGARUH ANEMIA TERHADAP IBU
Dilaporkan, anemia pada wanita hamil dapat menyebabkan secara langsung atau tidak langsung kematian ibu sebesar 15-20%. Anemia pada kehamilan, juga meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal.
Wanita yang menderita anemia, juga berisiko terhadap perdarahan antepartum dan postpartum. Hal ini sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Kemungkinan besar, wanita hamil dengan anemia akan mengalami banyak gangguan. Seperti mudah pingsan, mudah keguguran atau proses melahirkan berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus.
TANDA DAN GEJALA ANEMIA
Pada tahap awal, anemia (anemia ringan-sedang) penderita hampir tidak menampakkan gejala. Badan lemah, cepat lelah, lesu, letih, kurang energi, nafsu makan menurun, gampang mengantuk, berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk merupakan gejala klinis yang mudah diketahui. Gejala lain yang muncul adalah daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, detak jantung cepat.
Ciri paling umum ditandai dengan wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat. Anemia berat bisa terjadi dan menyebabkan penderita sesak napas, bahkan lemah jantung. Pembesaran limpa atau hati juga dapat terjadi, tergantung pada kondisi penyebab anemia.
PENCEGAHAN DEFISIENSI BESI
Karena tingginya resiko anemia pada ibu hamil, pemeriksaan selama kehamilan penting dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya anemia. "Minimal, kita lakukan pemeriksaan laboratorium skrining untuk mengetahui kondisi ibu, meski si ibu tidak menunjukkan gejala anemia," kata dr. Tofan.
"Anemia yang dapat kita intervensi selama kehamilan, misalnya anemia karena gizi atau anemia karena defisiensi zat besi," ujar dr. Tofan. Dengan mengonsumsi makanan padat gizi dan suplemen yang mengandung zat besi-dikonsumsi selama 6minggu-umumnya akan meningkatkan kadar hemoglobin secara signifikan.
Namun, pencegahan terbaik adalah dengan mengonsumsi banyak makanan alami yang mengandung zat besi tinggi, dan tidak hanya mengandalkan suplemen zat besi. Zat besi kadar tinggi, bisa diperoleh dengan mengonsumsi hati, jantung, kuning telur, kacang-kacangan dan buah-buahan kering. Dalam jumlah sedang, zat besi dapat diperoleh dari daging, ikan, unggas, sayuran hijau dan biji-bijian. Dianjurkan untuk lebih mengandalkan zat besi yang berasal dari hewan, karena sumber zat besi hewani bisa diserap lebih baik oleh tubuh daripada nabati.
Selain makanan kaya zat besi, tak boleh dilupakan konsumsi jeruk dan buah-buahan lain yang kaya vitamin C seperti strawberry. Vitamin C terbukti dapat mengoptimalkan penyerapan zat besi oleh usus di dalam tubuh.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

0 komentar:

Posting Komentar